Masih pengalaman kejadian sewaktu di bangku pesantren, saat itu pengumuman libur panjang dan aku putuskan untuk segera packing semua barang aku lalu pulang kampung. Pada saat itu semua biasa-biasa saja,, semua santri berhamburan keluar dari gerbang pondok pesantren Darul Hijrah untuk segara pulang ke kampung halaman masing-masing.
Enak banget teman-teman aku yang rumah cuma di Banjarbaru dan Banjarmasin akn dekat bagaimana dengan nasib yang jauh bagai diujung dunia ini, sesampainya di pal 6 Banjarmasin langsung beli tiket bus jadwal berangkat malam.
Pada saat itu rasanya aku duduk di kursi nomor 5 dan disamping aku ibu-ibu, setelah setengah perjalanan kalau ga salah sudah sekitar jam 12 malam lewat ibu yang disamping aku turun,, sepertinya ibu tersebut sudah sampai.
Otomatis bangku di samping aku kosong,, dalam hati aku "bisa rebahan niih dapat 2 bangku", secara tiba-tiba ada abang-abang pindah tempat asalnya yang entah dimana dan lagnsung duduk disamping aku dan tersontak kaget. Abang itu nanya mau kemana dek ?.... mau ke Muara Teweh bang jawab aku polos,, barati tujuan kita sama dong balas abang-abang itu lagi dengan senyuman aneh.
Eeh... kamu mau ga mampir di toko abang di Muara Teweh nanti abang beri 300ribu seraya tangannya meraba ke paha aku,,,, gila nih orang gumamku dalam hati,,, yaaa otomatis lah aku terima (gilaaaa.... emangnya aku homo) hahahahaha,, dengan baik-baik aku jawab... makasih bang mungkin lain kali aja.
Itu pengalaman paling menjijikkan buat aku dan trauma ikut bus,, kenapa tidak !! sepanjang jalan hingga sampai ke Muara Teweh paha aku di remas-remas tanpa hentinya,, mau teriak juga susah,,, yaa maklum lah anak polos se umuran SMP dan Alhamdulilllah aku ga apa-apa ga di culik dan dibawa kabur paksa.
Sesampainya di terminal bus Muara Teweh aku bergegas turun langsung minta antarkan sama bapak ojek ke pelabuhan. Jadi merinding aku.
0 komentar:
Posting Komentar